* Sentuhan Cantik Henna Meutia, dari Hobi Menjelang Pernikahan Jadi Peluang Usaha Kreatif

Berawal dari keinginan tampil cantik di hari pernikahan, Meutia, seorang ibu rumah tangga asal Sabang, tak menyangka keterampilannya menggambar henna justru membuka jalan rezeki. Kini, karya seninya menghiasi tangan para pengantin, sekaligus menjadi bukti bahwa tradisi bisa berkembang menjadi bisnis yang menjanjikan.

Sumber: Pinterest

Tradisi menghias tangan dengan pacar atau henna masih menjadi bagian tak terpisahkan dari berbagai momen sakral, terutama menjelang pernikahan. Tak hanya sekadar simbol tradisi, kini henna juga menjadi bagian dari tren kecantikan yang mempercantik hari bahagia.

Hal ini pula yang dialami oleh Meutia, seorang ibu rumah tangga asal Sabang, yang telah menekuni seni lukis henna sejak tahun 2015. Berawal dari keinginan pribadi untuk tampil cantik di hari pernikahannya, Meutia mulai belajar menggambar henna dari video-video di YouTube. Tak disangka, ketertarikan itu berkembang menjadi keterampilan yang kini membuka peluang bisnis bagi keluarganya.

“Awalnya saya belajar sendiri karena ingin menggunakan henna di pernikahan saya. Lama-lama malah banyak yang minta dilukis juga,” ujarnya sambil tersenyum.

Dalam prosesnya, Meutia selalu mendahulukan kenyamanan klien. Ia kerap menyesuaikan desain henna sesuai permintaan, sambil memberikan saran agar motif tersebut cocok dengan bentuk tangan dan tema acara. Tak jarang, calon pengantin datang dengan referensi dari media sosial, dan Meutia membantu mewujudkannya agar tampil lebih indah dan personal.

Menjawab permintaan pelanggan yang beragam, Meutia kini menyediakan dua jenis henna: henna instan dengan harga sekitar Rp350.000, serta henna alami yang bisa digunakan lebih dari sekali, seharga Rp600.000. Meski harus memesan bahan dari luar Sabang karena belum tersedia secara lokal, hal ini tak mengurangi semangatnya untuk terus berkarya.

Meutia berharap, ke depan akan semakin banyak anak muda yang tertarik mengembangkan usaha kreatif seperti henna art. Baginya, ini bukan hanya tentang estetika, tapi juga tentang melestarikan tradisi dalam balutan karya seni yang hidup.